www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from magiclistener_community. Make your own badge here.

Followers

Dunia Belajar kepada Bangsa Indonesia

Wednesday, December 20, 2006

Gaung 3G sedang melanda Indonesia. Kehadiran teknologi 3G banyak
diseminarkan dan 3G banyak diharapkan menjadi solusi.

Kecepatan maksimum 3G yang normal hanya sekitar 2 Mbps, kecuali 3G
High Speed Data Packet Access (HSDPA) Indosat yang bisa sampai 11+
Mbps. Itu pun kenyataan di lapangan kecepatan rata-rata 3G hanya 300
Kbps-500 Kbps. Memang masih tergolong cepat sekali untuk akses data,
terutama terkoneksi internet.

Kesalahan besar dalam sosialisasi 3G saya pikir adalah janji yang
diumbar tentang video call, yang sangat berbahaya untuk publik
karena belum jelas berapa pulsa yang harus dibayarkan untuk waktu
tertentu, misalnya, 15 menit-30 menit. Terus terang, saya pribadi
tak percaya bahwa video call akan menjadi killer application karena
terlalu mahal dan tidak sempurna.

Padahal, dengan kecepatan data pada teknologi 3G, jasa internet
broadband kecepatan tinggi menjadi menarik. Teknologi 3G adalah
lawan tangguh untuk layanan ADSL seperti Speedy. Tantangannya adalah
struktur harga yang ketat sekali. Speedy dan sejenisnya menjual Rp
300.000-Rp 500.000 per bulan untuk akses sampai 750 MB, menjadikan
3G kelimpungan jika tidak sanggup melawan dengan harga di bawah itu.

Kemampuan melakukan pembicaraan telepon di 3G tampaknya harus
berhati-hati karena jasa ADSL seperti Speedy, akan meluncurkan jasa
Voice over Broad Band (VoBB) yang pada dasarnya adalah teknologi
VoIP (Voice over Internet Protocol). Kehadiran VoBB Speedy menjadi
lawan tangguh bagi 3G maupun iMaxIndo dan jasa VoIP dari business
solution yang diluncurkan oleh XL. Jasa yang ditawarkan XL
memungkinkan PABX di kantor atau perusahaan untuk langsung
berintegrasi ke sentral telepon di XL sehingga ponsel XL dapat
langsung menjadi extension PABX tanpa perlu membayar pulsa sama
sekali.

Tahun 2007 akan menjadi marak karena berbagai backbone fiber Speedy
maupun MPLS XL pada kecepatan Gbps mulai diaktifkan dalam skala
penuh dengan sambungan internasional ke jaringan internet dalam
skala mendekati 10 Gbps.

Pertanyaan mendasarnya, apakah rakyat biasa hanya menjadi penonton
dan pembeli layanan saja? Jawaban singkatnya, tidak. Rakyat
Indonesia mempunyai banyak solusi yang tidak kalah canggih dari para
operator telekomunikasi dan, bahkan, di beberapa tempat telah
terbukti membuat pusing operator telekomunikasi.

Ada dua teknologi besar yang menjadi andalan, yakni Telkom Rakyat
yang menggunakan Session Initiation Protocol (SIP) serta WiFi atau
WiMAX yang memiliki kecepatan 54 Mbps, jauh di atas ADSL maupun 3G.
Teknologi SIP menjadi fondasi dasar teknologi seluler masa datang,
yaitu yang dikenal dengan nama 4G (baca forji).

Sementara itu, teknologi WiFi telah menjadi andalan bagi jaringan
RT/RW-net, bahkan di Yogyakarta telah terbukti menjadi solusi utama
bagi layanan broadband yang merakyat dengan harga Rp 250.000-Rp
350.000 per bulan untuk akses tidak terbatas (unlimited) sehingga
membuat kelimpungan operator telekomunikasi yang ingin menjajakan
akses broadband pada masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Hal sama terjadi di Bandung, Jawa Barat, pinggiran Jakarta, Medan,
Malang, dan banyak kota besar lain di Indonesia. Buku Wireless
Internet dan HotSpot menjelaskan secara detail berbagai teknik
infrastruktur rakyat dibantu dengan konsultasi gratis di mailing
list indowli@yahoogroups .com menjadi sangat tangguh membangun
infrastruktur telekomunikasi akar rumput tanpa bantuan pemerintah
maupun Bank Dunia.

Di sisi lain, VoIP Rakyat, yang dimotori Anton Raharja dengan
pelanggan dalam jumlah puluhan ribu dengan ribuan PABX di
belakangnya, menjadi tantangan berat bagi penyelenggara VoIP Broad
Band, baik itu Speedy, XL, InfoAsia Telekom, IMaxIndo.

Yang menarik, beberapa usaha mulai terjadi untuk menginterkoneksikan
para pengguna VoIP Rakyat dengan XL, IMaxIndo, InfoAsia Telekom,
VoBB Speedy, yang pada akhirnya menjadi satu kesatuan jaringan yang
tersambung satu sama lain dan saya yakin justru tidak bunuh-membunuh.

Uji coba teknologi yang telah saya lakukan ternyata menjadikan VoIP
Rakyat sangat menarik karena ternyata ponsel Nokia maupun Linksys
dan mungkin juga dari vendor lain,ternyata dapat diintegrasikan ke
jaringan VoIP Rakyat yang berbasis SIP melalui internet.

Saya mencoba sendiri Nokia E61 dan Nokia N80, beberapa teman juga
mencoba menggunakan Nokia E70 dan seri lainnya. Tampaknya, semua
ponsel Nokia yang mempunyai kemampuan WiFiPhone dengan sistem
operasi Symbian sudah siap untuk digabungkan jaringan 4G yang
berbasis SIP dan WiFi. Artinya, Nokia E61, N80, dan Linksys
WifiPhone dapat menelepon tanpa pulsa sama sekali.

Yang menarik dari 4G ini, kita mendapat software sentral telepon 4G
maupun softphone berbasis SIP secara gratis di internet dan dengan
mudah dikompilasikan dan mengoperasikannya di Linux yang sangat
stabil. Bahkan tidak kepalang tanggung, Intel Indonesia tampaknya
mulai melakukan edukasi semua dealer dan distributornya agar dapat
memberikan solusi VoIP SIP dan 4G kepada pengguna teknologi prosesor
Intel.

Sebagian teknologi 4G secara detil dibahas dalam buku pegangan VoIP
Rakyat Cikal Bakalan Telkom Rakyat yang akan beredar sekitar dua
bulan mendatang. Teknologi 4G jelas menjadi solusi Telkom Rakyat
Indonesia yang dapat digelar tanpa mengantongi izin maupun lisensi
Menkominfo—sebuah tantangan bagi Kabinet SBY-JK.

Ternyata taktik Telkom Rakyat 4G menarik bagi bangsa lain di dunia.
Konsekuensinya, saya harus terbang ke Bangalore, India, Januari
mendatang, ke Nepal pada awal Mei 2007. Kita sering tidak
sadar, "Dunia belajar pada kita, kita bangsa Indonesia."

Onno W Purbo Penulis Teknologi Informasi Independen, Mantan Dosen ITB

Sumber : Kompas.com

0 comments


Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Free Hit Counter